DokterSehat.Com– Meski rasanya enak dan digemari oleh banyak orang, dalam realitanya junk food atau makanan cepat saji bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan lemak jenuh di dalamnya. Jika dikonsumsi dengan berlebihan, lemak jenuh bisa menyebabkan datangnya masalah pada jantung dan pembuluh darah.
Bahaya lemak jenuh di dalam junk food
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di University of Glasgow, Skotlandia menghasilkan fakta mengejutkan lainnya tentang junk food. Kandungan lemak jenuhnya ternyata tidak hanya akan memasuki aliran darah dan merusak jantung atau pembuluh darah. Lemak ini bahkan bisa mencapai otak dan bisa menyebabkan dampak kesehatan yang jauh lebih parah!
Memang, penelitian ini masih menggunakan tikus percobaan, namun para peneliti yakin jika dampaknya bisa sama jika terjadi di dalam tubuh manusia. Hal ini pun akan mempengaruhi bagian hipotalamus otak, bagian yang mengendalikan emosi. Dampaknya adalah, kita bisa mengalami depresi atau gangguan fungsi otak lainnya!
Profesor George Baillie, pemimpin dari penelitian ini menyebut sudah sejak lama diketahui bahwa obat anti depresan yang digunakan untuk mengatasi depresi atau masalah mental lainnya cenderung kurang manjur diberikan pada mereka yang mengalami obesitas. Hal ini ternyata terkait dengan tingginya tumpukan lemak di dalam tubuh, termasuk di bagian otak.
Melihat fakta ini, sebaiknya memang tidak sembarangan mengonsumsi junk food. Mengonsumsinya sesekali boleh-boleh saja dilakukan, namun jika dilakukan setiap hari, bisa jadi risiko untuk terkena berbagai macam masalah kesehatan bisa meningkat.
Berbagai dampak buruk junk food lainnya
Pakar kesehatan menyebut ada banyak sekali dampak buruk dari junk food jika dikonsumsi terlalu banyak atau terlalu sering.
Berikut adalah beberapa diantaranya.
Bisa merusak fungsi memori
Berdasarkan sebuah penelitian, disebutkan bahwa orang dengan kondisi kesehatan yang baik namun mengonsumsi junk food selama lima hari berturut-turut akan mengalami penurunan fungsi memori dengan signifikan. Selain itu, sensitivitas tubuh dan fungsi hati juga semakin menurun.
Kandungan di dalam junk food disebut-sebut bisa mengganggu reaksi kimia pada otak yang akhirnya menyebabkan peradangan. Hal inilah yang kemudian menurunkan fungsinya.
Meningkatkan risiko terkena demensia
Asam lemak di dalam junk food akan mempengaruhi keseimbangan kadar insulin di dalam tubuh. Masalahnya adalah fungsi otak juga bisa terpengaruh dengan kondisi ini dan akhirnya meningkatkan risiko terkena demensia. Jika sampai hal ini terjadi, di usia tua kita akan mudah mengalami masalah pikun.
Sulit mengendalikan pola makan
Terlalu banyak mengonsumsi kandungan lemak jenuh di dalam junk food akan menurunkan kemampuan otak dalam memproses rasa kenyang. Kita pun tidak akan mudah puas meski sudah menikmati berbagai macam makanan. Alhasil, rasa lapar lebih mudah muncul meski tubuh sebenarnya tidak membutuhkannya. Kita juga cenderung makan dengan lebih cepat. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka risiko terkena obesitas akan meningkat.
Bisa memicu gangguan pencernaan
Terlalu banyak makan junk food bisa menyebabkan datangnya gangguan pencernaan seperti kenaikan asam lambung (GERD) atau sindrom iritasi usus. Kedua kondisi ini bisa membuat tubuh terasa tidak nyaman dan akhirnya mengganggua aktivitas harian.
Bisa merusak ginjal
Junk food cenderung memiliki kandungan garam yang sangat tinggi. Padahal, garam bisa meningkatkan tekanan darah dan merusak keseimbangan cairan tubuh. Hal ini akhirnya akan mengganggu kinerja ginjal dengan signifikan.
Bisa merusak hati
Kandungan lemak trans yang tinggi di dalam junk food akan disimpan di dalam hati. Jika kondisi ini terus terjadi, maka akan memicu datangnya penyakit hati berlemak yang berbahaya.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.